Bira Island, Kepulauan Seribu

View from Bira's Harbour

China

Great Wall of China, so freaking amazing

Lembang, Bandung

Sunrise at lembang, seems like rainbow sky

Mt. Bromo, Pasuruan

Bromo's child mount

Mt. Bromo, Pasuruan

Sunrise at Bromo, so freaking cold there

GWK, Bali

Head of the Great Brahma

Sunday 26 January 2014

Sort Review From My Journey Des 2013

Intermezzo
Baluran...sebuah destinasi yang sudah sejak lama ingin saya ~The Tensai~ kunjungi, sebuah tempat yang seringkali disebut Africa Van Java...Nah, mengisi libur Natal dan Tahun Baru kemarin, saya melakukan perjalanan ke Baluran dan sekaligus mengunjungi beberapa tempat lain di Jawa Timur, yaitu Red Island, Tanjung Papuma, Ranu Klakah, dan Ranu Pakis.

The journey start
Untuk persiapan perjalanan kali ini, sudah saya siapkan jauh-jauh hari sebelumnya berbekal informasi yang saya kumpulkan dari internet dan dari beberapa teman saya =). Perjalanan bermula di hari Kamis, tepatnya tanggal 26 Desember 2013. Menempuh jalan darat selama kurang lebih 7 jam (include sarapan) cukup terasa, tetapi rasa penat itu sirna ketika memasuki gerbang Taman Nasional Baluran.

4 days of  "my escape"
Akhirnya penantian lama untuk bisa merasakan aura Baluran berakhir. Ketenangan yang ada di savana akan memberikan sebuah sensasi tersendiri, terutama apabila kita menikmati savana dari watch tower. Tempat yang umum dikunjungi di Baluran adalah Savana Bekol dan Pantai Bama, tetapi sebenarnya banyak area lain dari Baluran yang butuh waktu cukup lama apabila ingin di explore. Sebut saja Sumber Mata Air Kacip yang menurut ranger disana dapat di tempuh kurang lebih 5 jam, juga ada pantai yang disebut-sebut memiliki pemandangan yang indah yaitu Pantai Bilik dan Sijile.

Bagi para penggemar fotografi atau pemerhati flora fauna sepertinya akan betah berlama-lama di Baluran. Agak susah sebenarnya menjabarkan secara detail mengenai Baluran apabila anda tidak mengunjunginya secara langsung, Mungkin foto-foto ini dapat membantu....




Saya berada di Baluran selama 2 hari. Pagi hari di hari ketiga saya menuju destinasi lainnya yaitu Red Island atau Pulau Merah yang sering disebut orang sebagai Kuta nya Banyuwangi. Butuh waktu kurang lebih 4 jam perjalanan darat dari Baluran ke Red Island.

Tidak banyak yang bisa saya sharing tentang Red Island, tapi memang itu adalah salah satu pantai yang indah yang pernah saya kunjungi, bahkan menurut saya lebih baik dari Kuta Bali karena dilengkapi dengan background perbukitan,batu karang besar dan beberapa pulau/bukit kecil serta hamparan pasir yang luas, juga kombinasi warna laut yang menarik.




Setelah selesai mengunjungi Red Island, saya menuju Tanjung Papuma yang menjadi tempat menginap di hari ketiga ini. Hari sudah sore sekitar pukul 6 ketika saya tiba di Papuma. Setelah mengurus penginapan, segera saya makan malam dan beristirahat.

Keesokan harinya saya bangun pagi-pagi untuk mengejar sunrise, dan saya beruntung selama 4 hari ini saya mendapatkan semua sunrise dan sunset =). Sunrise di Papuma cukup menarik, tetapi menurut saya hamparan pasir di Papuma tidak terlalu banyak, bahkan bisa dibilang sangat sedikit sehingga pantai itu terasa sangat ramai. Bagi pecinta kuliner, dapat mencicipi olahan makanan laut khas Papuma yaitu gurita. Selain gurita, ada ikan kerapu karang yang harus dicoba...rasanya sangat enak. 

Oh ya, di Papuma ini saya berhasil mendapatkan foto sunrise yang menarik...


jangan lupa di like ya di 500px.com/lisinhuan....kedepannya beberapa foto perjalanan saya yang menarik akan saya coba sharing disana =)...hehhehe.

Siang hari setelah puas di Papuma, perjalanan pulang menuju Surabaya dimulai. Dalam perjalanan pulang ini, saya mampir sebentar di Ranu Klakah dan Ranu Pakis daerah Probolinggo.

Secara singkat demikian perjalanan liburan kali ini, untuk lengkapnya bisa baca postingan sebelumnya ya sobat-sobat travelzmania.

Impression
Bagi The Tensai, perjalanan ini menyadarkan pentingnya andil kita dalam ikut menjaga keindahan, kelestarian, dan kebersihan alam yang menjadi tujuan wisata agar kedepannya tetap dapat dinikmati oleh penerus-penerus kita.

Tuesday 14 January 2014

Tanjung Papuma - day 4 [29 Desember 2013]

Ini merupakan hari terakhir dari perjalanan kali ini. Berawal ketika saya bangun di pagi hari sekitar pukul setengah 5 untuk menyaksikan sunrise. Sunrise kali ini juga berhasil didapat karena kondisi cuaca yang mendukung. Adanya gugusan karang-karang, serta satu dua perahu nelayan yang melintas di sekitar karang tersebut menjadi pemandangan yang menarik. Secara keseluruhan, sunrise di Papuma ini cukup menarik.
 

Beberapa saat setelah sunrise, sedikit demi sedikit pengunjung mulai terlihat. Cukup ramai karena selain penginapan, di papuma juga terdapat camping ground. Setelah sunrise, saya memutuskan untuk melanjutkan mengeksplorasi Papuma seorang diri menuju Siti Inggil di area lokasi Papuma, yaitu sebuah gazebo kecil diatas bukit yang cukup tinggi. Dari Siti Inggil, kita dapat menyaksikan view papuma dari atas. 


Hummm...mungkin bila melihat sunrise dari tempat ini akan lebih bagus dibanding dari bibir pantai seperti yang saya lakukan tadi. Dari Siti Inggil, saya memutuskan untuk sedikit mengitari Papuma. Papuma ini dapat di putari hanya dengan berjalan kaki, cocok bagi merka yang suka melakukan jalan pagi. Posisi akhir dari rute memutar ini adalah jalan masuk ke cottage berupa rumah-rumah pohon. Entah disewakan atau tidak karena sepertinya cottage - cottage tersebut jarang di tempati, bahkan ada cottage yang tangganya terlihat rapuh.

Sesaat kemudian setelah meneruskan berjalan sedikit dari cottage, saya tiba di wisma tempat kami menginap. Kemudian setelah semua berkumpul, kami segera menuju ke tempat makan didekat pantai untuk sarapan, dan seperti cerita saya di postingan sebelumnya, di pagi hari tersebut saya memesan gurita tauco...hehhehe.

Gurita Tauco.....woghhhhh, enyakkkkkk =)


Rasa khas dari tauco bercampur pedasnya cabe hijau serta gurita yang telah dipotong kecil - kecil begitu menggugah selera. Selain memesan gurita tauco kami juga memesan ikan kerapu, namun saya lupa jenisnya, yang pasti daging ikan kerapu jenis ini masih kalah enak dibandingkan kerapu karang yang semalam saya makan.

Menuju Ranu Agung
Setelah makan, kami segera bersiap-siap untuk pulang dan setelah selesai packing kami segera melanjutkan perjalanan menuju Probolinggo. Sekitar 40 menit dari probolinggo tepatnya didesa Tiris terdapat sebuah danau yang bernama Ranu Agung, dan Ranu Segaran. Berbekal GPS dari Tab, kami menuju ke desa Tiris, akan tetapi berakhir dengan jalan buntu yang tidak dapat dilalui oleh mobil, yang nampaknya hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki dengan jarak yang sangat jauh. Humm, sepertinya untuk menuju ke Tiris harus melewati jalur dari Probolinggo ke arah Kraksaan. Akhirnya karena kondisi waktu yang kurang pas, diputuskan untuk langsung menuju ke Surabaya. 

Jalur ini yang akhirnya buntu untuk kendaraan roda empat 


Jalur lain - mungkin untuk menuju Ranu Agung harus melewati jalur ini (bagi sahabat-sahabat travelzmania yang mengetahuinya boleh di share ke saya ya....hehhehe)
Tujuan Mendadak, Ranu Klakah dan Ranu Pakis
Dalam perjalanan kembali ke Surabaya, kami memutuskan mengunjungi danau lain selagi kami berada di Probolinggo. Ranu Pakis dan Ranu Klakah adalah nama dari dua danau tersebut, jaraknya pun berdekatan, hanya sekitar 1 km.

Ranu Pakis

Ranu Klakah




Setelah mengambil beberapa foto di danau-danau tersebut, perjalanan dilanjutkan menuju ke Surabaya. Dan dengan demikian, perjalanan selama 4 hari ini berakhir =)....ada dua tempat yang tidak jadi dikunjungi karena waktu yang mendesak, yaitu GreenBay dan Ranu Agung.
Kedua tempat ini akan saya coba bahas dipostingan berikutnya, semoga....=)

Monday 13 January 2014

Red Island - day 3 [28 Desember 2013]

Di hari ketiga ini, ada 2 tempat yang dikunjungi yaitu Red Island untuk persinggahan dan Tanjung Papuma untuk tempat menginap. Tidak banyak yang bisa saya ceritakan sebenarnya di hari ini karena sebagian besar waktu habis dalam perjalanan menuju ke 2 tempat ini. 

Last Day on Baluran
Sekitar pukul 7.30, kami meninggalkan Baluran menuju ke Red Island, dan tentu saja sebelum berangkat saya kembali berkeliling sebentar untuk mengambil foto-foto flora dan fauna disana. Well, pagi ini saya cukup beruntung, dari kejauhan saya melihat sesuatu bergerak di savana, segera saya menggunakan kamera tele untuk memantau, dan yang saya lihat adalah seekor merak =). Segera saya bergegas menyusuri jalan yang ada untuk mendekat ke spot merak tersebut. Tapi sekali lagi, sebelum sempat mendekati merak tersebut, merak tersebut berlari masuk kedalam hutan, ternyata selain dapat terbang, kecepatan lari burung merak juga mengagumkan. Akhirnya setelah saya sampai di area perlintasan merak tersebut, saya mengisi waktu dengan mencoba mengambil foto burung-burung lain sambil mencari-cari hewan lainnya. 


Tidak butuh waktu lama bagi merak tersebut untuk berlari masuk kedalam hutan

Singkat kata pagi itu menjadi pengalaman seru =), ada beberapa foto yang saya dapatkan sebelum akhirnya kami meninggalkan Baluran. Oh iya, dalam perjalanan keluar dari Baluran pun ketika melewati Evergreeen Forest, ternyata cukup banyak spesies burung yang terlihat, bahkan saya berjumpa merak yang sedang hinggap di atas pohon, another "wow" moment untuk saya. Mungkin ada sedikit adrenalin yang bergejolak setiap menjumpai hewan-hewan baru dan berusaha memotretnya.

Beberapa Foto Flora dan Fauna Baluran - all photos by me











Menuju Red Island
Perjalanan berlanjut menuju Red Island. Untuk menuju kesana, kita dapat melalui Banyuwangi kemudian meneruskan ke arah Jajag dan ke arah Pantai Sukamade (Sukamade adalah pantai di Taman Nasional Meru Betiri, salah satu tujuan yang ingin saya datangi apabila ada kesempatan). Petunjuk jalan menuju Red island juga sangat jelas, sehingga mudah untuk mencapainya.

Dalam perjalanan menuju Red Island, kita akan melihat pemandangan yang menarik misalnya sungai kecil yang melintas panjang, kemudian area persawahan dengan latar belakang pegunungan, bahkan ada satu area dimana terdapat semacam kebun bougenville mungkin, indah...tapi biarlah itu terekam di memori, saya tidak mengabadikannya dalam foto.

Sekitar pukul setengah 1 siang kalau tidak salah ingat, kami tiba di Red Island setelah sempat singgah di Watu Dodol untuk makan pagi. Perjalanan ke Red Island sendiri memakan waktu sekitar 4 jam apabila tidak singgah ke tempat lain. 

Red Island (Kuta nya Banyuwangi)
Red Island Kuta nya Banyuwangi, banyak orang yang berkata demikian, tapi untuk The Tensai, bahkan Red Island jauh lebih baik dari Kuta Bali. Pantai dengan hamparan pasir yang luas dengan background perbukitan, dan kombinasi warna laut dari biru gelap sampai hijau tosca yang agak gelap, juga kombinasi batu karang besar dan beberapa pulau/bukit kecil.

Nice Background from left side of the Red Island
Formasi batu karang dan beberapa pulau/bukit kecil - diambil menggunakan kamera tele


Kombinasi warna air laut yang menarik
Ada beberapa versi yang mengatakan kenapa disebut Red Island/Pulau Merah, ada yang mengatakan karena bukit yang dekat dengan pantai ini berubah warna menjadi kemerah-merahan (entah apakah maksudnya ketika terkena sunset atau bukan), ada pula yang mengatakan karena tanahnya berwarna merah, mungkin yang dimaksud adalah tanah dibukit yang berada dekat dengan pantai, bukit ini dapat di datangi apabila air laut sedang surut. Entahlah, atau mungkin karena kondisi sunset yang menyebabkan sekitar pantai menjadi berwarna kemerah-merahan. 

Bukit terdekat dengan pantai
Bukit terdekat dengan pantai - diambil dari jarak dekat

Sampai saya menuliskan ini, saya masih tidak tahu alasan pastinya mengapa disebut Pulau Merah. Mungkin karena saya hanya singgah sebentar saja disana dan tidak menunggu sunset untuk melihat apa yang terjadi. Hal ini karena masih ada tujuan berikutnya, yaitu Tanjung Papuma tempat kami menginap yang berjarak kurang lebih 4 jam perjalanan darat dari Red Island. 

Sampah di Red Island
Tapi ada satu kekurangan dari Red Island, sangat disayangkan dibeberapa tempat, sampah berserakan. Memang sudah menjadi kebiasaan sepertinya bagi orang Indonesia untuk membuang sampah sembarangan.....Wake Up !!! jaga kebersihan guys, apabila kondisi ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin lama kelamaan pesonanya memudar, sama seperti Kuta Bali beberapa tahun yang lalu. Sekali lagi, sangat di sayangkan !!!

 

Sampah-sampah yang berserakan di beberapa spot Red Island

Go to Papuma
Humm, singkatnya setelah terpesona dengan keindahan Red Island sekaligus miris dengan beberapa spot yang terdapat sampah, perjalanan dilanjutkan ke Papuma untuk beristirahat. Nah, dekat dalam perjalan menuju Papuma kita akan melewati hutan jati yang sepertinya memang disiapkan untuk diolah. Kebetulan waktu itu sudah menunjukan sekitar pukul setengah 6 sore, langit memerah dan sekali lagi....saya mendapatkan "wow" moment, kombinasi background gunung yang megah dipadu dengan hamparan hutan jati yang mengering dan langit yang bergradasi terpapar di depan mata. Namun kondisi itu hanya terekam di memori saya =) heheheh, karena kami benar-benar mengejar waktu untuk segera sampai di Papuma , dan lagi waktu itu jalanan cukup ramai sehingga apabila berhenti untuk memotretnya mungkin akan mengganggu kendaraan lain yang melewati jalur tersebut.

Beberapa saat kemudian kami tiba di Papuma dan langsung menuju ke penginapan yang telah di booking, berlanjut dengan mandi dan beristirahat sebentar kemudian makan malam. Untuk masalah makanan tidak perlu bingung, karena di Papuma banyak terdapat tempat makan yang menjual ikan bakar dan hasil laut disana, saya sendiri mencoba sate gurita disana.

Sate Gurita


Cukup nikmat, hanya saja dagingnya lebih kenyal dibanding cumi-cumi. Selain itu, yang dipesan adalah ikan laut, klo tidak salah ingat adalah bawal dan ikan kerapu karang, untuk teman-teman travelzmania, ikan kerapu karang harus di coba..dagingnya enak banget, selain itu harus mencoba masakan gurita yang lain (keesokan harinya saya memesan ini), penjual disana sih menyebutnya gurita masak asam manis, tapi sebenarnya itu adalah gurita tauco. Tapi seperti kata pepatah "apalah arti sebuah nama" hehheheh, yang penting rasanya.....enyakkkkkkkk =).

Yah, itulah akhir hari ketiga sebelum beristirahat dan tidur.

Baluran - day 2 [27 Desember 2013] Pt.2

Traveling kali ini dilanjutkan dengan mengunjungi bagian lain dari Baluran. Sebenarnya Baluran sangat luas, bahkan mungkin waktu seminggu pun tidak cukup jika benar - benar ingin mengexplore full Baluran, ada beberapa tempat yang harus dituju dengan trekking misalnya Sumber Mata Air Kacip, yang menurut ranger/petugas disana membutuhkan waktu 4 jam dimusim kemarau dan 6 jam di musim hujan. Selain itu bisa pula melakukan pendakian ke Gunung Baluran, dan masih ada lagi pantai yang disebut - sebut memiliki pemandangan yang sangat indah, yaitu Bilik dan Sijile yang dapat ditempuh dengan trekking selama 6 jam, atau menggunakan perahu untuk mencapainya, lebih tepatnya menyewa perahu, itupun membutuhkan waktu tempuh sekitar 2 jam.

Penangkaran Banteng
Okay, kembali ke perjalanan kali ini, setelah menikmati suasana savana dengan melakukan photo hunting, selanjutnya saya menuju area lain, yaitu penangkaran banteng dan menuju masuk ke hutan ke arah Curah Udang. Penasaran dengan penangkaran banteng tersebut, begitu sampai, saya langsung mengintip ke balik pagar. Sempat terkejut, ternyata banteng yang ada disana tidak banyak alias langka, setelah mengambil
foto banteng tersebut, perjalanan dilanjutkan menuju ke arah Curah Udang.

Banteng Baluran


Tekad Membuahkan Hasil - Perjumpaan dengan Merak
Sejak awal menuju Baluran, ada misi yang harus saya tuntaskan di Baluran, saya sudah bertekad mencari merak dan mengambil fotonya =). Akhirnya saat yang dinanti pun tiba, perjumpaan pertama dengan burung merak di alam liar =)....saya dipenuhi oleh rasa senang dan puas, bisa berdiri hanya sekitar 400 - 500 meter dari seekor merak dialam terbuka. Namun sayang, momen itu hanya berlangsung singkat. Merak tersebut masuk kedalam hutan, dan setelah saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan sambil mencari-cari merak lagi, saya tetap tidak bertemu dengan merak yang lain. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke penginapan dan beristirahat sebentar, mengumpulkan tenaga.

Merak Baluran - So Close =)


Waiting for Second Sunset
Menjelang sore sebelum saya kembali ke watch tower untuk melihat sunset kedua, saya memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar penginapan sambil mengabadikan keindahan baluran melalui kamera. Tak terasa sore hari pun tiba dan saya kembali menaiki anak tangga setapak menuju watch tower, setibanya di menara bagian atas, saya kembali bertemu dengan ranger dan mengobrol-ngobrol sambil menikmati ketenangan dan view savana dari atas. Oh ya, dari menara pandang itu kita dapat melihat Pulau Bali guys. 

Pulau Bali di seberang Baluran - Pegunungan tersebut adalah Pulau Bali


Dari Cerita ranger tersebut, ternyata masih ada banteng liar yang sempat ditemui oleh para petualang yang melakukan trekking, walaupun hanya 2 ekor. Nampaknya itu menjelaskan bahwa banteng merupakan hewan langka yang bahkan di alam bebas pun susah ditemui. Dan dari cerita ranger tersebut, ada satu hewan menarik lagi yang bisa ditemui apabila berjalan di evergreen forest (dalam perjalanan menuju savana kita melewati area evergeen forest) pada malam hari, yaitu macan tutul....hehehhe. Ga kebayang gimana klo pas lagi hoki or apes ya (-_-) klo kita ke baluran malam-malam dan bertemu dengan macan tutul itu.

Setelah cukup lama mengobrol dengan ranger tersebut, saat matahari terbenam pun tiba, hanya saja kali ini cuaca agak mendung sehingga sunset menjadi kurang terlihat karena tertutup banyak awan, untung hari sebelumnya saya sudah sempat menanti sunset dan mendapatkan sensasinya....hehehhe, i'm blessed =). Namun demikian, banyaknya awan yang ada justru menciptakan suatu pemandangan tersendiri, sangat indah.

Sunset Bekol  - hari kedua











Oh ya, sunset dilihat dari savana pun juga menarik lohh guys =) (fotonya di ambil di hari pertama, lupa sharing....hehehehe)

Sunset Bekol - diambil dari savana


Pengalaman seru tidak hanya sampai disana, setelah turun dari watch tower menuju penginapan, saya kembali melihat sekawanan kerbau liar yang menyeberang jalan, masuk kedalam hutan dan jumlahnya jauh lebih banyak dari yang terlihat siang tadi, berarti ada tempat lain yang menjadi spot berkumpul kerbau-kerbau liar tersebut. 

Kerbau - kerbau liar yang menyeberang masuk kedalam hutan


Pengalaman yang tidak kalah menarik didapat oleh keluarga saya ketika mereka kembali dari Bama menuju Bekol malam harinya, yaitu ketika sekawanan rusa melintas menyeberang dalam kegelapan malam, tepat di depan mobil. Agak sayang rasanya, karena waktu itu saya tidak ikut menuju Bama dengan alasan diet karena di siang harinya sudah terlalu banyak mengemil...tapi yah, itulah hidup...selalu syukuri apa yang kita miliki dan dapatkan, hehehehe. Akhirnya setelah semua berkumpul di penginapan, kami segera beristirahat, mengumpulkan tenaga untuk mengunjungi tempat lain keesokan harinya =)

that's the end of day two...........

Sunday 12 January 2014

Baluran - day 2 [27 Desember 2013] Pt.1


Pantai Bama, awal hari kedua....
Setengah lima pagi kurang beberapa menit, langit terlihat masih agak gelap dari jendela kamar. The Tensai segera bangun, mencuci muka supaya segar, dan siap-siap berperang menanti sunrise =). Suasana hening dengan lautan tenang yang terbentang luas tersaji di depan wisma kami, dengan penuh semangat, saya segera berjalan menyusuri pantai dan menikmati keheningan itu....

Sunrise of Bama
Tak lama kemudian sedikit demi sedikit sang matahari pun mulai terlihat. Sungguh mempesona, mungkin salah satu sunrise terbaik yang pernah saya saksikan. Satu lagi lukisan Yang Maha Kuasa terpampang di depan saya, kombinasi dari siluet pegunungan di seberang lautan, bauran warna langit pagi yang cerah dan awan yang terkena sinar matahari, serta bauran air laut yang tenang dengan refleksi dari cakrawala.....sungguh indah, another breathtaking moment =)

Sunrise Bama - Matahari mulai muncul
Sunrise Bama - Warna laut berubah keemasan
The Tensai menyaksikan Sunrise Bama
Interaksi dengan Monyet Liar
Nah yang membedakan dengan pantai lain adalah bahwa ini adalah Taman Nasional, sehingga kehidupan satwa liar masih terjaga. Di pagi hari, anda dapat melihat monyet-monyet liar yang berkeliaran bebas di pantai, dan kesempatan itu tentu tidak saya sia-siakan =).

Sambil menikmati alam, saya mengambil stock makanan, kue sari gandum coklat *ngiklan...hahhaah, dan kacang kulit untuk diberikan pada monyet-monyet itu. Akan tetapi apabila kalian berkunjung kesini tetap harus waspada...ternyata monyet-monyet sama seperti manusia, ada yang sopan dan ada yang kasar...ada yang pemalu, penakut. Baru kali ini saya melihat sifat monyet yang seperti itu.....

Feeding the monkey




Enjoying Bekol
Hummm, singkat kata setelah menyaksikan sunrise, kegiatan dilanjutkan dengan persiapan, packing dan pindah menginap di Savana Bekol. Begitu sampai di Bekol, saya segera menikmati suasana Savana/Padang Rumput yang tenang sambil berhunting foto. Terlihat ada beberapa kerbau liar dan rusa yang sedang makan rumput. Sedikit demi sedikit, saya mendekat ke kawanan rusa itu dan mulai mengambil foto. 

Savana Bekol - Kerbau liar sedang merumput
Savana Bekol - Rusa yang menjadi waspada ketika didekati


Seru juga...sambil berusaha tetap tenang tidak membuat suara. Oh ya, satu hal yang harus diingat adalah sebaiknya ketika memasuki Savana menggunakan sepatu bot yang tinggi, karena ternyata ada banyak king cobra disana, saya sendiri baru tahu setelah di beritahu oleh petugas disana...untung saja saya tidak bertemu dengan ular - ular itu, karena menurut para petugas, ular-ular itu cukup agresif.

Cukup banyak yang mau saya share di hari kedua ini, harap bersabar ya guys...akan saya lanjutkan di next post.