Tuesday, 13 June 2017

A Trip to Dieng (part 3)

Mengejar Sunrise Sikunir
Keesokan harinya sekitar jam 3 pagi kalau tidak salah, The Tensai menuju ke Bukit Sikunir untuk berburu sunrise. Hanya The Tensai saja yang berangkat, kedua ortu The Tensai memilih untuk beristirahat karena takut kelelahan.

Apabila kita malas berjalan kaki atau membawa mobil menuju Telaga Cebong, kita dapat menggunakan jasa ojek yang ada disana. Biasanya mereka akan stand by di sekitar homestay, menunggu pengunjung yang ingin menuju Telaga Cebong.

Langit masih gelap ketika The Tensai tiba di awal jalur pendakian yang berada tepat di samping Telaga Cebong. Segera saja The Tensai mulai mendaki untuk menuju ke puncak dengan disertai tekad yang kuat. Bayangan memori ketika lelah mendaki dan beberapa kali beristirahat saat mendaki Ijen untuk memburu Blue Fire sempat terlintas selama perjalanan ke atas...ternyata tidak butuh waktu lama untuk mendaki sikunir dan medannya pun jauh lebih mudah bila dibandingkan menuju ke Kawah Ijen.

Kalau tidak salah ada 3 spot untuk menikmati sunrise di Sikunir. The Tensai sendiri menuju ke spot terakhir yang berada di puncak, langit masih gelap ketika The Tensai tiba disana dan masih sepi sehingga The Tensai bisa memilih spot yang nyaman untuk duduk sambil menunggu sunrise.

Waktu terus berselang hingga akhirnya kegelapan berangsur-angsur sirna, tergantikan oleh langit pagi hari...jujur saja, The Tensai bingung harus bercerita apa...yang pasti perasaan tenang dan nyaman memenuhi perasaan The Tensai. Mungkin foto-foto ini akan lebih cocok untuk menceritakannya... 

Saat Cahaya Mulai Muncul
Tebalnya Awan Menghalangi Cahaya
Pengunjung Mengabadikan Indahnya Pemandangan
Ketenangan Pagi Hari - View dari Puncak Bukit Sikunir
Indahnya Pemandangan dari Bukit Sikunir
Begitu Indah - Awan yang Mendekap Erat Puncak Gunung

Menuju Homestay
Setelah puas menghabiskan waktu di puncak, The Tensai kembali menuju ke homestay. Ketika sudah dekat dengan Telaga Cebong, warung-warung yang dijumpai di awal pendakian sudah mulai berjualan. Pengunjung yang sudah turun dari bukit dapat menikmati ketenangan dan keindahan telaga di pagi hari yang seolah-olah membius pengunjung untuk enggan beranjak dari tempat itu sambil duduk-duduk menikmati berbagai gorengan dan camilan yang dijual.

Indahnya Suasana Telaga Cebong di Pagi Hari

Meja - Meja dan Kursi - Kursi di Awal Jalur Pendakian
The Tensai sendiri dengan perut yang lapar tergoda untuk ikut membeli camilan-camilan itu, namun membungkusnya dan langsung menuju homestay untuk mengejar waktu karena jadwal hari ini sangat padat.

Candi Arjuna dan Kawah Sileri
Setelah check out dari homestay, kami langsung menuju ke Candi Arjuna. Candi inilah yang masih membekas di ingatan The Tensai ketika dulu mengunjunginya saat masih kecil.

Tiba disana The Tensai sempat terhenyak, ada beberapa hal yang berbeda dalam ingatan The Tensai seperti kuda-kuda disekitar Komplek Candi Arjuna yang sekarang sudah tidak ada lagi, kabut yang rasa-rasanya tidak setebal dahulu...hummm, waktu telah berlalu kondisi tempat ini pun mengalami perubahan. The Tensai beruntung memiliki kesempatan untuk mengunjunginya ketika masih kecil dahulu, saat semuanya lebih natural...Thanks God =)...

Di Komplek Candi Arjuna ini ada beberapa candi, beberapa diantaranya sedang dalam pemugaran saat itu.

Salah Satu Candi di Komplek Candi Arjuna
Kami beruntung tiba disini saat masih pagi, lebih pagi dari kebanyakan orang sehingga suasana masih sepi.

Kebun di Sekitar Komplek Candi Arjuna

View dari Komplek Candi Arjuna

Selang setengah sampai satu jam kami berada disana, pengunjung mulai berdatangan dan ini waktunya bagi kami untuk menuju ke next destination...Kawah Sileri.

Kawah Sileri ini merupakan kawah kecil yang nampaknya tidak terlalu aktif yang dikelilingi oleh berbagai pohon dan tanaman, sangat berbeda dengan Kawah Sikidang. Kawah ini juga nampaknya jarang dikunjungi orang sehingga lebih natural.

Kawah Sileri

Kawah Sileri yang Tenang
Menuju Semarang
Selesai dari kawah tersebut, kami memutuskan untuk menuju ke Telaga Merdada sebelum melanjutkan perjalanan ke Semarang. Ketika kami tiba disanapun, sangat sepi dan tidak ada pengunjung. Tanah di sekitar Telaga Merdada ini dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk bercocok tanam. Entah ada tanaman apa saja yang ditanam, yang pasti tepat disebelah telaga yang berada dekat tempat parkir, digunakan untuk tanaman kentang.

Tanaman Kentang di Sekitar Telaga Merdada
Perahu yang Tertambat

Saat kami tiba disana, nampak beberapa orang sedang memanen kentang tersebut. Setelah melihat-lihat sebentar telaga itu, kami melanjutkan perjalanan ke Semarang.

to be continued...

0 comments:

Post a Comment