Tuesday, 13 June 2017

A Trip to Dieng (part 1)

Journey Begin
Tepat sehari setelah hari raya Natal 2016, di pagi buta sebelum matahari meninggi, The Tensai and famz berangkat menuju ke destinasi kali ini, yaitu daerah Dieng di Jawa Tengah. Masih ada sedikit "rasa" di benak dan hati The Tensai tentang Dieng, teringat akan candi di daerah pegunungan dengan kabut dan kuda disekitarnya dengan dinginnya udara ketika mengunjungi Dieng saat masih kecil dahulu.

Kembali ke Kota Solo 
Surakarta atau yang dikenal juga dengan nama Solo menjadi pemberhentian pertama kami dalam perjalanan kali ini. Entah sudah berapa tahun sejak terakhir kali The Tensai berada di kota ini. Disini kami berhenti untuk makan siang, menikmati makanan khas kota ini...Timlo Solo. The Tensai lupa nama tempat yang kami tuju, yang pasti berada di dekat toko roti Orient yang cukup terkenal di Solo yang juga kami kunjungi untuk membeli bekal untuk perjalanan. Tetapi saat menikmati Timlo itu, seperti ada yang kurang, somehow rasanya sedikit berbeda dengan yang dulu pernah The Tensai nikmati (just my opinion).

Menuju ke Temanggung dan Wonosobo 
Perjalanan berlanjut menuju ke Griya Teh Candiyasan, tempat kami menginap sebelum melanjutkan menuju Dieng keesokan hari. Menurut The Tensai, Griya Teh Candiyasan ini cukup ok karena cukup dekat dengan Wisata Posong yang memang ingin kami kunjungi esok hari sebelum menuju Dieng dan cukup dekat dengan Wonosobo yang terkenal dengan sate Ongkloknya.

Kami melewati Salatiga sebelum tiba di daerah Temanggung. Di Salatiga ada tempat wisata yang sepertinya cukup menarik, yaitu Rawa Pening. Rawa yang luas dengan pemandangan yang indah...begitu luasnya, sehingga kita dapat sesekali melihatnya dari jendela mobil sepanjang perjalanan.

Malam hari sekitar pukul setengah 7 kalau tidak salah, kami tiba di Griya Teh Candiyasan...menaruh barang-barang, mandi, dan beristirahat sebentar...kemudian keluar makan malam ke Wonosobo...mencoba makanan khas Wonosobo, Mie Ongklok. Ternyata rasanya memang enakkk, lezattt, nikmatttt dengan kuah kentalnya dipadu dengan sate...must try bagi sobat - sobat travelzmania yang berkunjung ke Wonosobo. 

Mie Ongklok Khas Wonosobo
Berburu Sunrise Posong...Mission Failed 
Selepas kuliner malam di Wonosobo, kami kembali ke penginapan untuk beristirahat...recharge energi untuk berburu sunrise Posong yang konon katanya menakjubkan.

But...here comes the baaaadd news, cuaca berubah....dinihari hingga menjelang pukul 6 pagi hujan turun menggagalkan rencana kami berburu sunrise. Untung saja beberapa saat kemudian hujan berhenti dan langit menjadi sedikit cerah, kesempatan pun tiba bagi kami untuk dapat mengunjungi Posong walaupun minus berburu sunrise....it's still better then nothing =)

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Posong, The Tensai sarankan untuk memperhatikan dengan seksama karena gardu masuk wisata Posong yang kecil sehingga mudah miss. Bila traveler dan sobat-sobat travelzmania sudah menyerah untuk menemukannya, pakai saja google map...ketika tiba disekitar lokasi yang ditunjukan google map, tanyakan lagi saja pada penduduk sekitar. Tetapi tetap saja, pasang mata baik-baik dan pelankan kendaraan agar tidak miss. 

Posong yang Menawan 
Setelah melewati pos karcis kita akan melalui jalan yang menanjak dan tidak terlalu lebar, beberapa diantaranya tersusun dari batu-batu yang cukup rapi. Kita akan disambut oleh tanaman jagung yang cukup tinggi disamping kanan dan kiri kita, sepertinya tanah disini digunakan untuk kebun jagung dan beberapa tanaman lain.
Kebun Jagung Posong

Beberapa saat kemudian kami tiba diatas. Beberapa pondok kecil terlihat dari sekitar tempat kami memarkirkan kendaraan. Ternyata pondok-pondok itu adalah warung-warung kecil yang menjual makanan dan minuman. Memang nikmat rasanya menikmati makan dan minum di alam terbuka dengan udara dingin dan pemandangan yang indah.

Beberapa Pondok Kecil di Posong
Di Posong ini sejauh pengamatan The Tensai ada 2 spot pandang, yang pertama ada di tanah kosong dekat parkir dimana spot ini terbuat dari bambu dan cukup tinggi, dan yang kedua ada di dekat pondok-pondok makan. Bagi The Tensai sendiri yang menarik adalah spot pertama karena cukup tinggi sehingga saat kita sudah tiba diatas, kita dapat merasakan bambu tersebut bergoyang-goyang ditiup angin...fyi, angin yang berhembus disini benar-benar kencang sampai-sampai kita dapat mendengar bunyinya, disarankan bagi sobat-sobat yang tidak kuat dingin atau kurang fit, mengenakan jaket. Sebenarnya tanpa kedua spot khusus tersebut, pengunjung sudah dapat menyaksikan keindahan alam Posong.

Posong yang Subur dan Menawan

Awan yang Merajai Langit Posong

Salah Satu View Posong

Oh ya, diatas pondok-pondok tersebut ada taman yang nampaknya juga bagus untuk dijadikan spot berfoto dan bagus juga untuk spot menikmati pemandangan, namun untuk memasukinya pengunjung akan dikenakan biaya. 

Jalan yang Sedikit Menanjak menuju Taman Posong
Ortu The Tensai in Action

Taman Posong





Next Destination, Telaga Menjer 
Dari Posong, perjalanan berlanjut ke Telaga Menjer sebelum kami menuju ke Dieng. Tidak banyak yang bisa The Tensai ceritakan disini...kami hanya melihat-lihat sebentar dan melanjutkan perjalanan menuju Dieng. Pengunjung yang datang ke telaga ini dapat menyewa perahu berkeliling telaga yang besar ini atau sekedar hanya melihat-lihat dari pinggiran telaga.

Perahu yang Mengelilingi Telaga Menjer

Tanaman di Sekitar Telaga Menjer

Telaga Menjer yang Tenang

Tempat Perahu Berlabuh di Telaga Menjer


to be continued...

1 comments:

  1. halo, terima kasih untuk artikelnya.. mau nanya.. apakah jalur ke posong cukup lebar untuk dilewati mobil berlawanan arah?

    ReplyDelete