Gunung Ijen, sebuah gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.443 mdpl dan terletak berdampingan dengan Gunung Merapi. Di gunung ini terdapat kawah yang sangat terkenal, Kawah Ijen yang merupakan danau air sangat asam terbesar di dunia "the largest highly acidic lake in the world".
Kawah Ijen Yang Terkenal |
Dari Bromo ke Arabica Homestay
Menyambung postingan sebelumnya, kali ini perjalanan The Tensai berlanjut menuju ke Kawah Ijen dengan menginap di Arabica Homestay. Perjalanan dari Bromo menuju Arabica Homestay membutuhkan waktu sekitar 5,5 jam. Menurut The Tensai, Arabica Homestay adalah penginapan yang cocok untuk dipilih bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi Ijen. Berlokasi di Desa Sempol, Bondowoso dan berjarak sekitar 13 km sebelum Pos Paltuding yang merupakan pintu pendakian ke Kawah Ijen.
Tiba di Arabica Homestay sekitar pukul 7 malam, ternyata banyak sekali wisatawan asing yang menginap disana. Kami pun segera beristirahat untuk mengembalikan tenaga karena pukul 2 pagi akan menuju ke Paltuding untuk naik ke atas mengejar Api Biru. Dalam perjalanan mendaki untuk melihat Blue Fire ini, hanya The Tensai dan ayah The Tensai yang berangkat, sementara ibunda The Tensai menunggu di Arabica Homestay karena takut tidak kuat naik.
Menuju Paltuding
Tiba di Arabica Homestay sekitar pukul 7 malam, ternyata banyak sekali wisatawan asing yang menginap disana. Kami pun segera beristirahat untuk mengembalikan tenaga karena pukul 2 pagi akan menuju ke Paltuding untuk naik ke atas mengejar Api Biru. Dalam perjalanan mendaki untuk melihat Blue Fire ini, hanya The Tensai dan ayah The Tensai yang berangkat, sementara ibunda The Tensai menunggu di Arabica Homestay karena takut tidak kuat naik.
Menuju Paltuding
Sekitar pukul setengah 2 pagi kami bangun dan bersiap-siap. Sesaat kemudian, kami berangkat ke Paltuding. Beruntung sekali, sewaktu kami hendak berangkat ada pula rombongan wisatawan asing yang menuju kesana sehingga kami dapat mengikuti mobil mereka, maklum saja....kami tidak tahu jalan dan hanya mengandalkan GPS. Waktu tempuh dari Arabica Homestay ke Paltuding antara 30 - 45 menit.
Pendakian Dimulai
Tiba di Paltuding, kami segera bersiap - siap untuk mendaki...jaket, sarung tangan, dan topi kupluk kami kenakan untuk mengurangi hawa dingin yang menusuk....tidak lupa kami membawa senter. Sekitar pukul 3 pagi kami mulai mendaki keatas...udara dingin dengan langit bertaburan bintang menemani kami selama pendakian ini, dan beberapa kali kami harus beristirahat sebelum melanjutkan mendaki.
Tempat Beristirahat Sebelum Trek Akhir Menuju Puncak
Sebelum trek final, ada kantin tempat beristirahat. Banyak sekali para pendaki yang beristirahat sebentar disana sebelum melanjutkan perjalanan. Singkat kata setelah beristirahat sebentar, kami melanjutkan perjalanan menuju ke kawah.
Melihat Blue Fire Dari Dekat
Mendekati puncak, ada beberapa orang yang menawarkan sewa masker. Untuk alasan kesehatan agar tidak banyak menghirup belerang dan sekaligus membantu ekonomi orang - orang tersebut, kami menyewa masker yang disewakan itu. Beberapa saat kemudian, kami tiba di Kawah. The Tensai memutuskan untuk turun ke kawah supaya bisa melihat Blue Fire dari dekat...awalnya ragu bisa sampai kebawah atau tidak karena sangat curam dan terjal penuh bebatuan, tetapi karena tekad sudah bulat untuk bisa menyaksikan fenomena Blue Fire dari dekat, akhirnya The Tensai turun ke bawah.
Setelah separuh jalan menuju Blue Fire, The Tensai menemukan spot yang cukup ok...batu besar yang agak rata sehingga bisa untuk menaruh kamera (The Tensai tidak membawa tripod). Langsung saja The Tensai memotret fenomena tersebut...harap maklum ya kalau hasil jepretannya kurang bagus, soalnya ini pertama kali The Tensai praktek memotret dalam kondisi gelap =)
Setelah separuh jalan menuju Blue Fire, The Tensai menemukan spot yang cukup ok...batu besar yang agak rata sehingga bisa untuk menaruh kamera (The Tensai tidak membawa tripod). Langsung saja The Tensai memotret fenomena tersebut...harap maklum ya kalau hasil jepretannya kurang bagus, soalnya ini pertama kali The Tensai praktek memotret dalam kondisi gelap =)
Blue Fire Ijen |
Setelah puas di spot tersebut, The Tensai melanjutkan perjalanan menuju ke bawah untuk bisa lebih dekat melihat Blue Fire. Dari dekat, kita dapat melihat semakin jelas kobaran dari Blue Fire tersebut...sungguh suatu fenomena yang menarik.
Kobaran Blue Fire Cukup Jelas Terlihat |
Para Penikmat Blue Fire Dari Dekat |
The Tensai berada di bawah sampai hari terang...sedikit demi sedikit, langit yang gelap berubah menjadi terang. Kalau kita perhatikan dengan seksama, sekitar pukul 6 pagi lebih sedikit Blue Fire masih bisa terlihat meskipun amat samar. Beberapa penambang belerang mulai berjalan keatas sambil memikul belerang yang telah ditambang, mereka juga menawarkan belerang tersebut kepada wisatawan. Ada juga belerang yang telah mereka ukir menjadi beberapa bentuk. The Tensai ikut membeli belerang tersebut untuk membantu mereka. Sungguh, mereka adalah orang - orang yang tangguh.
Blue Fire (Perhatikan Gas di Tengah Area Batu Belerang Kuning) - Foto diambil Pukul 06.09 WIB |
Kembali Keatas
Sekarang waktunya untuk berjuang kembali keatas. Sungguh butuh perjuangan, naik keatas dengan batu - batu besar dan jalan yang terjal....The Tensai sendiri sempat salah jalan, untung segera sadar...mungkin akan berbahaya bila meneruskan atau memaksa melewati jalan tersebut karena sangat berpasir sehingga licin. The Tensai berbalik arah dan menuju ke jalan yang benar. Dalam perjalanan kembali keatas pun, The Tensai sempat berhenti beberapa kali untuk melepas lelah sambil menikmati indahnya Kawah Ijen....woww, another breathtaking moment....
View Kawah Ijen (Dalam Perjalanan Keatas Dari Bawah Kawah) |
View Lain Dari Kawah Ijen (Dalam Perjalanan Keatas Dari Bawah Kawah) |
Suasana Ijen di Pagi Hari Setelah Sunrise
Setelah tiba diatas, The Tensai kembali beristirahat sebentar sebelum melanjutkan turun ke Paltuding. Dari atas, kita dapat melihat pemandangan Ijen yang menakjubkan. Banyak wisatawan yang berfoto atau sekedar menikmati segarnya udara dan indahnya view yang tersaji di depan mata mereka
Suasana Pagi Setelah Sunrise di Kawah Ijen |
View yang Indah di Pagi Hari di Kawah Ijen |
Pagi Hari di Kawah Ijen - Banyak Wisatawan yang Berkunjung |
Puas menikmati keindahan ini, kami turun, kembali ke Pos Paltuding. Perjalanan turun terasa lebih susah daripada saat pendakian karena kita harus menahan berat badan pada tingkat kemiringan yang lumayan. Namun rasa lelah itu seakan sirna, terganti dengan kekaguman akan indahnya alam Ijen...pemandangan yang tidak terlihat ketika kami mendaki dalam gelap hanya diterangi oleh sorot senter yang terbatas.
Setibanya di Paltuding, kami langsung menuju parkiran dan kembali ke Arabica Homestay untuk sarapan dan beristirahat sebentar kemudian melanjutkan perjalanan menuju Taman Nasional Baluran. Sebelum menuju Baluran, kami memutuskan untuk mengunjungi Kawah Wurung yang terletak kurang lebih 17 km dari Arabica Homestay.
Pemandangan yang Menakjubkan |
Beberapa Rombongan Wisatawan yang Kembali ke Paltuding |
View yang Menarik Menemani Perjalanan |
Embun yang Menempel Pada Tanaman di Dekat Pos Paltuding |
Setibanya di Paltuding, kami langsung menuju parkiran dan kembali ke Arabica Homestay untuk sarapan dan beristirahat sebentar kemudian melanjutkan perjalanan menuju Taman Nasional Baluran. Sebelum menuju Baluran, kami memutuskan untuk mengunjungi Kawah Wurung yang terletak kurang lebih 17 km dari Arabica Homestay.
Kawah ini merupakan suatu kawasan dengan savana, fauna, dan vegetasi tanaman dataran tinggi. Menuju Kawah Wurung, beberapa jalan yang kami lalui masih jelek seperti medan off road. Jalan yang kami tempuh melewati kebun kopi. Cukup unik juga di kanan kiri kita bisa melihat tanaman kopi.
Ketika hampir tiba disana, jalan sepertinya menyempit sehingga kami memutuskan untuk langsung ke Baluran saja karena waktu yang kami miliki terbatas dan toh di Baluran kami juga bisa melihat savana. Jadi kami hanya melihat savana Kawah Wurung dari jauh, karena di sekitar jalan yang menyempit tersebut, sudah terlihat bukit-bukit hijau dan savana. Memang terlihat indah dan anggun...mungkin next time The Tensai akan mengunjungi Kawah Wurung ini, semoga dengan Geng Travelzmania.
Ketika hampir tiba disana, jalan sepertinya menyempit sehingga kami memutuskan untuk langsung ke Baluran saja karena waktu yang kami miliki terbatas dan toh di Baluran kami juga bisa melihat savana. Jadi kami hanya melihat savana Kawah Wurung dari jauh, karena di sekitar jalan yang menyempit tersebut, sudah terlihat bukit-bukit hijau dan savana. Memang terlihat indah dan anggun...mungkin next time The Tensai akan mengunjungi Kawah Wurung ini, semoga dengan Geng Travelzmania.
see u next post =)....The Tensai akan sharing perjalanan berikutnya.....Taman Nasional Baluran
0 comments:
Post a Comment