Bira Island, Kepulauan Seribu

View from Bira's Harbour

China

Great Wall of China, so freaking amazing

Lembang, Bandung

Sunrise at lembang, seems like rainbow sky

Mt. Bromo, Pasuruan

Bromo's child mount

Mt. Bromo, Pasuruan

Sunrise at Bromo, so freaking cold there

GWK, Bali

Head of the Great Brahma

Saturday, 5 November 2016

Mengejar Blue Fire Ijen

Gunung Ijen, sebuah gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.443 mdpl dan terletak berdampingan dengan Gunung Merapi. Di gunung ini terdapat kawah yang sangat terkenal, Kawah Ijen yang merupakan danau air sangat asam terbesar di dunia "the largest highly acidic lake in the world".

Kawah Ijen Yang Terkenal

Dari Bromo ke Arabica Homestay 
Menyambung postingan sebelumnya, kali ini perjalanan The Tensai berlanjut menuju ke Kawah Ijen dengan menginap di Arabica Homestay. Perjalanan dari Bromo menuju Arabica Homestay membutuhkan waktu sekitar 5,5 jam. Menurut The Tensai, Arabica Homestay adalah penginapan yang cocok untuk dipilih bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi Ijen. Berlokasi di Desa Sempol, Bondowoso dan berjarak sekitar 13 km sebelum Pos Paltuding yang merupakan pintu pendakian ke Kawah Ijen.

Tiba di Arabica Homestay sekitar pukul 7 malam, ternyata banyak sekali wisatawan asing yang menginap disana. Kami pun segera beristirahat untuk mengembalikan tenaga karena pukul 2 pagi akan menuju ke Paltuding untuk naik ke atas mengejar Api Biru. Dalam perjalanan mendaki untuk melihat Blue Fire ini, hanya The Tensai dan ayah The Tensai yang berangkat, sementara ibunda The Tensai menunggu di Arabica Homestay karena takut tidak kuat naik.

Menuju Paltuding
Sekitar pukul setengah 2 pagi kami bangun dan bersiap-siap. Sesaat kemudian, kami berangkat ke Paltuding. Beruntung sekali, sewaktu kami hendak berangkat ada pula rombongan wisatawan asing yang menuju kesana sehingga kami dapat mengikuti mobil mereka, maklum saja....kami tidak tahu jalan dan hanya mengandalkan GPS. Waktu tempuh dari Arabica Homestay ke Paltuding antara 30 - 45 menit. 

Pendakian Dimulai 
Tiba di Paltuding, kami segera bersiap - siap untuk mendaki...jaket, sarung tangan, dan topi kupluk kami kenakan untuk mengurangi hawa dingin yang menusuk....tidak lupa kami membawa senter. Sekitar pukul 3 pagi kami mulai mendaki keatas...udara dingin dengan langit bertaburan bintang menemani kami selama pendakian ini, dan beberapa kali kami harus beristirahat sebelum melanjutkan mendaki. 

Tempat Beristirahat Sebelum Trek Akhir Menuju Puncak 
Sebelum trek final, ada kantin tempat beristirahat. Banyak sekali para pendaki yang beristirahat sebentar disana sebelum melanjutkan perjalanan. Singkat kata setelah beristirahat sebentar, kami melanjutkan perjalanan menuju ke kawah. 

Melihat Blue Fire Dari Dekat 
Mendekati puncak, ada beberapa orang yang menawarkan sewa masker. Untuk alasan kesehatan agar tidak banyak menghirup belerang dan sekaligus membantu ekonomi orang - orang tersebut, kami menyewa masker yang disewakan itu. Beberapa saat kemudian, kami tiba di Kawah. The Tensai memutuskan untuk turun ke kawah supaya bisa melihat Blue Fire dari dekat...awalnya ragu bisa sampai kebawah atau tidak karena sangat curam dan terjal penuh bebatuan, tetapi karena tekad sudah bulat untuk bisa menyaksikan fenomena Blue Fire dari dekat, akhirnya The Tensai turun ke bawah.

Setelah separuh jalan menuju Blue Fire, The Tensai menemukan spot yang cukup ok...batu besar yang agak rata sehingga bisa untuk menaruh kamera (The Tensai tidak membawa tripod). Langsung saja The Tensai memotret fenomena tersebut...harap maklum ya kalau hasil jepretannya kurang bagus, soalnya ini pertama kali The Tensai praktek memotret dalam kondisi gelap =)

Blue Fire Ijen

Setelah puas di spot tersebut, The Tensai melanjutkan perjalanan menuju ke bawah untuk bisa lebih dekat melihat Blue Fire. Dari dekat, kita dapat melihat semakin jelas kobaran dari Blue Fire tersebut...sungguh suatu fenomena yang menarik.

Kobaran Blue Fire Cukup Jelas Terlihat
Para Penikmat Blue Fire Dari Dekat
The Tensai berada di bawah sampai hari terang...sedikit demi sedikit, langit yang gelap berubah menjadi terang. Kalau kita perhatikan dengan seksama, sekitar pukul 6 pagi lebih sedikit Blue Fire masih bisa terlihat meskipun amat samar. Beberapa penambang belerang mulai berjalan keatas sambil memikul belerang yang telah ditambang, mereka juga menawarkan belerang tersebut kepada wisatawan. Ada juga belerang yang telah mereka ukir menjadi beberapa bentuk. The Tensai ikut membeli belerang tersebut untuk membantu mereka. Sungguh, mereka adalah orang - orang yang tangguh. 

Blue Fire (Perhatikan Gas di Tengah Area Batu Belerang Kuning) - Foto diambil Pukul 06.09 WIB
Kembali Keatas 
Sekarang waktunya untuk berjuang kembali keatas. Sungguh butuh perjuangan, naik keatas dengan batu - batu besar dan jalan yang terjal....The Tensai sendiri sempat salah jalan, untung segera sadar...mungkin akan berbahaya bila meneruskan atau memaksa melewati jalan tersebut karena sangat berpasir sehingga licin. The Tensai berbalik arah dan menuju ke jalan yang benar. Dalam perjalanan kembali keatas pun, The Tensai sempat berhenti beberapa kali untuk melepas lelah sambil menikmati indahnya Kawah Ijen....woww, another breathtaking moment....

View Kawah Ijen (Dalam Perjalanan Keatas Dari Bawah Kawah)
View Lain Dari Kawah Ijen (Dalam Perjalanan Keatas Dari Bawah Kawah)
Suasana Ijen di Pagi Hari Setelah Sunrise
Setelah tiba diatas, The Tensai kembali beristirahat sebentar sebelum melanjutkan turun ke Paltuding. Dari atas, kita dapat melihat pemandangan Ijen yang menakjubkan. Banyak wisatawan yang berfoto atau sekedar menikmati segarnya udara dan indahnya view yang tersaji di depan mata mereka 

Suasana Pagi Setelah Sunrise di Kawah Ijen
View yang Indah di Pagi Hari di Kawah Ijen

Pagi Hari di Kawah Ijen - Banyak Wisatawan yang Berkunjung
Back to Paltuding - Arabica Homestay - Menuju Baluran 
Puas menikmati keindahan ini, kami turun, kembali ke Pos Paltuding. Perjalanan turun terasa lebih susah daripada saat pendakian karena kita harus menahan berat badan pada tingkat kemiringan yang lumayan. Namun rasa lelah itu seakan sirna, terganti dengan kekaguman akan indahnya alam Ijen...pemandangan yang tidak terlihat ketika kami mendaki dalam gelap hanya diterangi oleh sorot senter yang terbatas.

Pemandangan yang Menakjubkan




Beberapa Rombongan Wisatawan yang Kembali ke Paltuding
View yang Menarik Menemani Perjalanan
Embun yang Menempel Pada Tanaman di Dekat Pos Paltuding

Setibanya di Paltuding, kami langsung menuju parkiran dan kembali ke Arabica Homestay untuk sarapan dan beristirahat sebentar kemudian melanjutkan perjalanan menuju Taman Nasional Baluran. Sebelum menuju Baluran, kami memutuskan untuk mengunjungi Kawah Wurung yang terletak kurang lebih 17 km dari Arabica Homestay.

Kawah ini merupakan suatu kawasan dengan savana, fauna, dan vegetasi tanaman dataran tinggi. Menuju Kawah Wurung, beberapa jalan yang kami lalui masih jelek seperti medan off road. Jalan yang kami tempuh melewati kebun kopi. Cukup unik juga di kanan kiri kita bisa melihat tanaman kopi.

Ketika hampir tiba disana, jalan sepertinya menyempit sehingga kami memutuskan untuk langsung ke Baluran saja karena waktu yang kami miliki terbatas dan toh di Baluran kami juga bisa melihat savana. Jadi kami hanya melihat savana Kawah Wurung dari jauh, karena di sekitar jalan yang menyempit tersebut, sudah terlihat bukit-bukit hijau dan savana. Memang terlihat indah dan anggun...mungkin next time The Tensai akan mengunjungi Kawah Wurung ini, semoga dengan Geng Travelzmania.

see u next post =)....The Tensai akan sharing perjalanan berikutnya.....Taman Nasional Baluran

Wednesday, 2 November 2016

Terbuai di Tanah Para Dewa

Bromo....siapa yang belum pernah mendengarnya ?
Gunung berapi aktif yang sudah banyak dikenal orang, berada pada ketinggian 2.329 mdpl. Gunung ini berada dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Pada libur lebaran kemarin tanggal 3 juli, The Tensai kembali mengunjungi tempat ini...masih jelas dalam ingatan The Tensai ketika dulu masih kecil datang ke tempat ini, menaiki tanggga ke puncak kawah...

Ada banyak area yang menarik untuk di explore apabila berkunjung ke Bromo, sebut saja Pasir Berbisik, Bukit Teletubbies, Kawah Bromo, Segara Wedi dengan Pura Luhur Poten yang berdiri diatasnya...ada pula area untuk melihat sunrise, misalnya Penanjakan dan Bukit Mentigen...masing-masing area memiliki keindahan tersendiri.

Hal yang menarik dan cukup berbeda dari kawasan Bromo ini adalah pengunjung dapat menyewa mobil untuk mengexplore berbagai area tersebut...mengendarai mobil diatas lautan pasir dengan pemandangan yang mengagumkan akan memberikan sensasi tersendiri. Biasanya sewa mobil sudah meliputi beberapa area. The Tensai sendiri sekaligus mengambil paket penginapan, karena keesokan harinya akan menuju ke tempat lain, yaitu Kawah Ijen yang terkenal dengan Blue Fire nya.

View Lautan Pasir di Pagi Hari

Menjelajah Lautan Pasir Menuju Ranu Pani
Berangkat sekitar pukul 3.30 pagi dari Surabaya, kami tiba di penginapan sekitar pukul 7.30 dan beristirahat sebentar. Beberapa saat kemudian, tour guide kami dan kakaknya datang menjemput untuk memulai penjelajahan ini. Tujuan pertama kami adalah Coban Pelangi, air terjun yang katanya terdapat pelangi di sekitarnya. Tidak banyak yang bisa The Tensai ceritakan, karena saat The Tensai tiba disana, cuaca agak mendung dan pelangi yang dinantikan tidak nampak T_T.

Coban Pelangi (close up)


Dari Coban Pelangi ini kami melanjutkan perjalanan menuju Ranu Pani, sebuah danau yang berada di desa terakhir sebelum Gunung Semeru, Desa Ranu Pani. Ranu Pani ini merupakan salah satu titik awal bagi para pendaki yang ingin mendaki ke Gunung Semeru.

Ranu Pani


Menurut tour guide kami, dahulu Ranu Pani ini cukup indah dan telah berubah dibandingkan saat beliau datang ke sana pada waktu dulu. Namun tetap saja ada beberapa objek yang menarik, seperti kawanan domba yang merumput di pinggir danau.

Kawanan Domba yang Sedang Merumput


Kami hanya menghabiskan sedikit waktu disini kemudian bergegas menuju lokasi-lokasi berikutnya untuk mengexplore kawasan Bromo sambil kembali ke Desa Cemoro Lawang tempat kami menginap. Kami pun kembali melalui jalan yang tadi kami lewati. Sepanjang jalan, wisatawan akan disuguhkan pesona alam yang indah...bahkan beberapa wisatawan berhenti di pinggir jalan untuk memotret pemandangan tersebut.

View Dalam Perjalanan ke Ranu Pani






Bukit Teletubbies Bromo
Lokasi pertama yang kami tuju dalam perjalanan kembali ke penginapan adalah Bukit Teletubbies, dinamakan demikian karena sepintas mirip dengan bukit yang ada pada tayangan teletubbies. Disini kita dapat menikmati indahnya bukit sambil naik kuda, duduk-duduk di warung bakso, atau mengeskplore daerah tersebut dengan berjalan kaki. The Tensai memilih untuk mengeksplore bukit tersebut dengan berjalan kaki sembari memotret-motret.

Bukit Teletubbies Bromo
Di dekat tempat parkir kendaraan, kita akan disapa dengan papan kawasan Taman Nasional. Tidak jauh dari sana ada penjual bakso apabila pengunjung lapar atau hanya ingin ngemil. Di warung bakso itu kita bisa duduk - duduk bersantai sambil menikmati pemandangan, melihat kuda - kuda yang sedang merumput dan jokinya yang sedang beristirahat. Sedikit agak jauh dari warung bakso tersebut ada sebuah papan yang menarik, mengajak kita untuk bijak terhadap lingkungan.

Papan Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru


A Reminder to Us
The Tensai sendiri baru mengunjungi warung bakso itu setelah cukup puas mengeksplore Bukit Teletubbies.

Bukit Teletubbies Bromo ini sangat cocok untuk melepaskan kepenatan. Udara yang sejuk segar dengan hembusan angin yang semilir ini sangat cocok bagi pecinta alam seperti The Tensai. Sejauh mata memandang nampak lekukan - lekukan bukit yang menarik.

Area Bukit yang Bergelombang di Bukit Teletubbies Bromo



Tidak lama mengeksplore, The Tensai melihat bunga - bunga kecil yang menarik dengan beberapa serangga yang mengerumuninya. Berjalan sedikit lagi, The Tensai melihat belalang yang besar dengan warna yang menarik.

Bunga Liar dan Serangga yang Mengerumuninya

Belalang Besar yang Cantik @Bukit Teletubbies TNBTS

Mungkin next time The Tensai akan mengunjungi bukit teletubbies ini dari pagi hari supaya lebih puas, menghabiskan waktu berjam - jam di sini pasti sangat menyenangkan =). 

The Tensai di Bukit Teletubbies Bromo - perjalanan kembali menuju ke warung bakso

Pasir Berbisik
Melanjutkan perjalanan dari Bukit Teletubbies, kami tiba di lokasi selanjutnya...Pasir Berbisik. Dalam perjalanan kesana, kembali alam menyuguhkan pemandangan yang sangat indah. Kalau tidak salah ingat, menurut guide kami pada musim tertentu pasir yang terbawa angin dan saling bergesekan dapat menimbulkan bunyi, karena itu di area tersebut dinamakan Pasir Berbisik.

View Dalam Perjalanan Menuju Pasir Berbisik


Mobil yang Melintasi Alam Bromo
Savana yang Menguning Dalam Perjalanan Menuju Pasir Berbisik

Keheningan lautan pasir ditambah udara yang sejuk seakan-akan membawa kita ke alam lain yang penuh ketenangan. Angin yang berhembus membawa kabut dan kadang sedikit pasir menambah "magic" yang ada. Itulah sedikit gambaran Pasir Berbisik.

Pasir Berbisik Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)

Gunung yang Terlihat dari Area Pasir Berbisik

Tebalnya Lapisan Pasir yang Cukup Keras @Pasir Berbisik
Sore Hari di Segoro Wedi 
Dari lokasi Pasir Berbisik ini kami melanjutkan perjalanan menuju penginapan untuk beristirahat sebentar. Sore harinya kami kembali ke Segoro Wedi (Lautan Pasir), kebetulan saat itu kami menggunakan mobil jenis Jeep sehingga memungkinkan untuk turun ke Segoro Wedi.

The Tensai in Action a.k.a Ngeksis

Sekali lagi, keheningan, kesejukan dan keindahan alam memberikan "magic"....cahaya matahari yang semakin hilang namun masih terasa terang dari posisi kami berada di Segoro Wedi menambah "magic" yang ada....salah satu breathtaking moment dalam perjalanan kali ini....I wish I could stop the time....

A Magical View from A Very Small Hill @Segoro Wedi

Another Magical View

Istirahat
Waktunya istirahat....dari Segoro Wedi, kami kembali ke penginapan untuk beristirahat dan makan malam. Oh ya, sebelum kembali ke penginapan The Tensai kembali memotret area pegunungan yang terlihat indah.

Siluet Pegunungan di Sore Hari

Kami harus segera beristirahat karena dini hari nanti harus bangun dan bersiap-siap pukul 02.00 pagi. Pukul 03.00 pagi kurang kami sudah dijemput untuk menuju ke Penanjakan untuk melihat sunrise.

A Sky Full of Stars
Setibanya di Penanjakan, ternyata sudah ada cukup banyak orang. Sebelum tiba di view point untuk melihat sunrise, kita akan melewati kedai - kedai yang menjual makanan dan minuman. Banyak sekali wisatawan yang mampir dahulu di kedai - kedai tersebut, menikmati camilan dan teh hangat atau kopi hangat...wajar saja, udara di area ini cukup dingin. The Tensai pribadi langsung menuju view point tanpa mampir dulu di kedai - kedai tersebut dan memilih spot yang masih kosong di dekat pagar pembatas view point tersebut. Untung saja bisa mendapatkan spot tersebut, beberapa saat kemudian pengunjung semakin banyak. Banyak juga wisatawan asing yang mengunjungi Bromo.

Para Turis Menyaksikan Sunrise Dari View Point Penanjakan

Megahnya Gunung Bromo dan kawan - kawannya, beralaskan hamparan kabut putih dan beratapkan bintang - bintang kembali memberikan breathtaking moment....sungguh sangat indah. Tidak henti - hentinya The Tensai menarik nafas panjang untuk menikmati udara yang segar disana...menghembuskannya kembali sambil menyaksikan lautan bintang. The Tensai spontan teringat lagu dari Coldplay....A Sky Full of Stars.

A Sky Full of Stars @Bromo - Foto Diambil Dalam Perjalanan Menuju View Point

Setelah cukup lama menikmati momen tersebut, langit pun berangsur - angsur menjadi terang. Sungguh sangat menenangkan hati dan pikiran, menikmati lautan bintang dan indahnya Gunung Bromo sampai dengan berubahnya langit menjadi terang.... 

Langit Mulai Terang

Indahnya Bromo di Pagi Hari
Menuju Kawah Bromo
Lokasi yang dituju selanjutnya setelah melihat sunrise adalah Kawah Bromo. Turun dari Penanjakan, kami langsung menuju ke area parkir Kawah Bromo yang di dekatnya ada kedai...kami segera sarapan disana. Seporsi mie goreng dengan telur mata sapi dan teh hangat terasa sangat nikmat, cocok sekali dengan udara dingin disana. Untuk menuju ke Kawah Bromo, kita dapat berjalan kaki atau menyewa kuda, The Tensai sendiri memilih naik kuda....biaya menggunakan kuda untuk pulang pergi sebesar Rp. 150.000,-.

Sebelum kita tiba di anak tangga menuju ke atas untuk melihat kawah, kita akan melewati Pura Luhur Poten. Pura Luhur Poten ini adalah tempat beribadah bagi masyarakat Tengger yang beragama Hindu, menjadi tempat pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang dipuja oleh umat Hindu.

Pura Luhur Poten Berselimut Kabut Tebal


Setibanya di anak tangga pertama, pikiran The Tensai tertuju pada masa kecil saat berkali - kali harus berhenti sebelum tiba diatas untuk melihat Kawah Bromo. The Tensai bertekad, kali ini harus bisa tanpa berhenti menuju ke atas...tetapi apa daya T_T....kali ini pun The Tensai harus berhenti 2 atau 3 kali sebelum tiba di atas....wkwkkwwk....

Tangga Kawah Bromo - Foto Ini Hanya Sebagian dari Anak Tangga Keseluruhan
Setelah berjuang melewati tangga tersebut, akhirnya The Tensai tiba di atas dan bisa menyaksikan Kawah Bromo yang tiap beberapa saat bergemuruh. 

Kawah Bromo

Para Turis Menyaksikan Kawah Bromo

Back to Penginapan, Lanjut Menuju Ijen
Setelah puas melihat Kawah Bromo, kami memutuskan untuk kembali ke penginapan. Dalam perjalan turun, pemandangan yang menakjubkan kembali menghentikan langkah The Tensai. Mengabadikannya dalam sebuah jepretan, itulah yang The Tensai lakukan...dalam hati The Tensai berujar, kagum dengan indahnya alam...The Tensai disadarkan bahwa alam jauh lebih besar dari manusia...

Nature is Bigger Than Us @Bromo

Nature is So Much Bigger Than Us @Bromo
Setelah beberapa saat menikmati view menakjubkan tersebut...kami kembali ke area parkir dan dari sana melanjutkan ke penginapan untuk packing dan beristirahat sebentar. Beberapa saat kemudian kami melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya yaitu Gunung Ijen.


well, sekian perjalanan kali ini.....see you next post =)