Bira Island, Kepulauan Seribu

View from Bira's Harbour

China

Great Wall of China, so freaking amazing

Lembang, Bandung

Sunrise at lembang, seems like rainbow sky

Mt. Bromo, Pasuruan

Bromo's child mount

Mt. Bromo, Pasuruan

Sunrise at Bromo, so freaking cold there

GWK, Bali

Head of the Great Brahma

Wednesday, 28 August 2013

Bali day 3 [08 Agustus 2013]

Route Today: Ubud  »  The Payangan Hideaway  »  Nasi Ayam Kedewatan  »  Kuta  »  Beachwalk

Trip 1: Ubud
Ubud, Bali
Pada hari ketiga ini kami memulai petualangan kami di Ubud. Perjalanan dari hotel menuju Ubud memakan waktu hanya 45 menit. Ketika kami sampai, keadaan di Ubud masih sepi, jalanan masih lancar, namun tempat parkir di Pasar Seni Ubud sudah penuh hingga di sepanjang jalannya. Maka kami harus berputar lagi untuk mencari tempat parkir kosong di pinggir jalan.

Babi Guling Bu Oka (Ubud), Bali
Sebenarnya tujuan kami ke Ubud hanya untuk makan Babi Guling Bu Oka, bukan melihat-lihat isi di dalam Pasar Seni Ubud. Sewaktu kami datang, depot ini baru saja buka, hanya ada 4 meja yang terisi. KoanK, The Tensai dan Xian memesan Bigul campur (nasi dan lauk dicampur) dengan harga IDR 40K, sedangkan 2M dan Bison memesan Bigul pisah (nasi dan lauk dipisah, serta mendapat tambahan 1 mangkuk sup) seharga IDR 60K. Setelah puas makan, kami berencana menuju Elephant Safari Park, namun kami tidak menemukannya, sehingga kami menuju tujuan selanjutnya.


Trip 2: The Payangan Hideaway
The Payangan Hideaway, Ubud, Bali
Untuk tujuan kali ini, The Payangan Hideaway, sejujurnya kami tidak tau dimana lokasinya. KoanK dan The Tensai menemukan berita tentang tempat ini ketika sedang asyik menyusun rencana ke Bali. Karena terlihat menarik, maka KoanK dan The Tensai menyertakan tempat ini sebagai bagian dari trip kami.

The Payangan Hideaway, Ubud, Bali
Lokasi The Payangan Hideaway lumayan jauh, dari Ubud membutuhkan waktu 1 jam 15 menit, kalau diteruskan lagi kami bisa sampai di Kintamani. Untuk menuju ke tempat ini, kami harus melewati jalan yang curam dan agak berbahaya bagi pengendara mobil yang belum berpengalaman, jalannya naik-turun dengan jurang yang curam di kanan maupun kiri kita.

The Payangan Hideaway, Ubud, Bali
Setelah sampai ditempat, ada hal yang mengejutkan kami, yaitu The Payangan Hideaway telah ditutup selama 2 bulan. Hal ini disebabkan oleh adanya masalah antara pihak pemilik tempat dengan pengelolanya. Perjalanan panjang yang bisa dibilang sia-sia karena pemandangan di tempat ini sangat bagus namun kami tidak bisa turun ke bawah karena tempat tersebut sudah digembok.


Trip 3: Nasi Ayam Kedewatan Bu Mangku

Nasi Ayam Kedewatan Bu Mangku (Kedewatan), Bali
Nasi Ayam Kedewatan Bu Mangku ini bisa menjadi penawar kekecawaan kami akan perjalanan kami sebelum ini. Nasi ayam yang lezat ini hanya seharga IDR 20K. Sayang kami masih kenyang karena jedah antara makan pagi dengan makan siang hanya 3 jam.

View depot Nasi Ayam Kedewatan Bu Mangku (Kedewatan), Bali
Pelayanan di tempat ini juga termasuk cepat, sehingga kami tidak perlu menunggu terlalu lama. Selain menjual Nasi ayam khas Kedewatan, di tempat ini juga dijual berbagai macam camilan seperti keripik tempe, ceker ayam, keripik ayam, dsb. Selain itu juga menjual beberapa macam minuman herbal yang rasanya enak dan efeknya terasa (KoanK merasakan salah satu efek dari minuman herbal yang dibeli oleh The Tensai).

View depot Nasi Ayam Kedewatan Bu Mangku (Kedewatan), Bali
Selain menyediakan meja dan kursi sebagai tempat makan, juga tersedia beberapa gazebo dengan konsep lesehan. Tata pengaturan tempat dan interior tempat ini sangat bagus, sehingga tampak asri dan membuat perasaan menjadi tenang. 


Trip 4: Kuta
View pantai di Pantai Kuta, Bali
Kami ada mampir sebentar di Titiles, pabrik sosis Babi di Denpasar, karena The Tensai ingin membeli barang titipan neneknya. Setelah itu kami baru menuju ke Kuta. Sesampai di daerah Kuta, kami langsung ke Beachwalk untuk mencari tempat parkir, kemudian kami baru jalan-jalan ke pantainya.

View pantai di Pantai Kuta, Bali
Seperti biasa, kita tidak akan pernah melihat pantai Kuta ini "sepi", meskipun tahun 2008 dimana adanya polusi bau dari pantai Kuta akibat banyaknya ikan-ikan mati yang terdampar. Baik wisatawan asing maupun wisatawan mancanegara dari berbagai ras, suku dan agama berbaur berdampingan di pantai Kuta ini, seandainya hal tersebut bisa terwujud di tempat lainnya, maka dunia akan terasa indah.

Selain untuk berjemur dan bermain air, panti ini juga dijadikan tempat olahraga bagi beberapa orang. Kami sempat melihat ada yang bermain "tenis" dan voli. Juga ada anak kecil maupun orang dewasa yang bermain membuat istana pasir. Dan banyak juga pengunjung yang membawa anjingnya untuk diajak berjalan-jalan disini.

View sunset di Pantai Kuta, Bali
Kami memutuskan untuk berjalan menyusuri sisi pantai dari arah Beachwalk menuju Discovery Mall. Jarak yang awalnya terlihat begitu jauh ternyata terasa dekat ketika kita melaluinya dengan santai dan ditemani pemandangan sunset pantai Kuta. Setelah sampai di Discovery Mall, kami tidak berjalan-jalan ataupun bersantai didalamnya, melainkan langsung kembali menuju Beachwalk melalui jalan raya, dan sempat mampir sebentar di Hard Rock


Trip 4: Beachwalk
Logo Beachwalk di Kuta, Bali
Beachwalk adalah tempat nongkrong baru yang berlokasi di pantai Kuta. Menurut cerita dari teman-teman, tempat ini sangat menarik dan bagus, apalagi ketika malam tiba. Karena kami tiba di Beachwalk jam 16.00 dan tergolong masih "sore" maka kami memutuskan untuk berjalan-jalan di pantai dulu, seperti yang kami ceritakan di atas.

View Beachwalk di Kuta, Bali
Ternyata memang benar, suasana di Beachwalk antara malam  dengan sore hari terasa berbeda. Dimalam hari, suasana menjadi lebih indah dengan banyaknya litghning di Beachwalk yang berbeda-beda warna namun dapat berpadu sempurna. Karena kami sudah lapar, kami memutuskan untuk mengisi perut terlebih dahulu.

View taman di Beachwalk, Kuta, Bali
Setelah melihat-lihat stand makanan yang tersedia tempat makan di lantai 1 yang rata-rata antri panjang, maka kami memutuskan untuk menuju ke Foodcourt yang berlokasi di lantai 3.Dalam perjalanan menuju foodcourt, kami sempat tercengang ternyata view dari lantai 2 dan lantai 3 yang sangat bagus. Begitu tiba di foodcourt, kami harus berjuang keras mencari tempat duduk untuk makan. Bahkan kami harus makan bergantian karena kami menemukan 1 meja namun hanya 1 kursi yang tersedia. Dan KoanK harus berdiri selama 1 jam untuk menunggu meja lain yang memiliki 3 kursi.

Taman di Beachwalk, Kuta, Bali
Setelah selesai makan, kami menuju ke taman kecil di lantai 2 untuk sekedar duduk - duduk sambil menikmati suasana beachwalk di malam hari. KoanK dan The Tensai mencoba mengeksplor kemampuan kamera mereka yang susah digunakan saat malam tiba sambil menikmati dinginnya udara di sana sebelum akhirnya kembali ke penginapan.


 Picture of this Day
Pantai Kuta yang legendaris kembali bersih, bebas dari sampah...nice
 

Bali day 2 [07 Agustus 2013]

Route Today: Dreamland  »  Bebek Bengil / The Dirty Duck @GWK  »  Blue Point  »  Jimbaran  »  Krisna @Sunset Road

Trip 1: Dreamland
Pantai Dreamland, Bali
Hari kedua kami  langsung menuju ke Dreamland. Pantai ini adalah salah satu tujuan wajib kami selama berpelesir di Bali. Kami berharap agar bisa bermain air sepuasnya disini untuk melepas kepenatan yang ada. Karena itu kami berangkat agak pagian dan tiba di Dreamland sekitar jam 10.30. Ketika kami tiba, pantai ini masih sepi, hanya ada sekitar 50 wisatawan mancanegara dan asing disini. Sesuatu yang aneh untuk pantai sekelas Dreamland, tetapi kami menyukainya hahaha....

The Tourist di Dreamland, Bali
Kami sempat berfoto bersama dengan meminta bantuan dari penjaga pantai. 2M dan KoanK, sempat terpukau dengan perubahan yang ada di Dreamland. Pada tahun 2011 silam ketika 2M dan KoanK bersama 2 teman kami lainnya pergi ke Dreamland, pantai ini tampak kotor, banyak sampah berserakan dimana-mana, tetapi sekarang hampir tak ada sampah yang terlihat. Benar-benar perubahan yang positif.

Kursi pantai di Dreamland, Bali


















Setelah itu kami menuju arah utara pantai, di tempat tersebut hanya ada 2 orang wisatawan asing dan beberapa kursi pantai yang kosong. Kami langsung memilih salah satu kursi pantai itu untuk duduk dan menaruh barang-barang. Tak lama kemudian datang seorang ibu-ibu yang mengatakan bahwa kursi pantai itu disewakan seharga IDR 100K, sehingga kami terpaksa untuk menyewanya.

Pantai Dreamland, Bali
Awalnya hanya KoanK dan The Tensai yang bermain di air, namun 2M dan Xian akhirnya tergoda juga untuk bermain-main di air. Hanya Bison seorang yang memilih untuk menikmati hembusan angin laut dengan duduk di kursi pantai sambil menjaga barang-barang kami. Tak lama kemudian mulai bermunculan wisatawan-wisatawan asing di spot kami. Satu hal yang tak kami sangka adalah bahwa bermain air di pantai sangat membuat badan capek.

Sate babi di Dreamland, Bali
Untuk mengisi tenaga, kami memilih sate babi khas bali dengan bumbu kacang yang agak pedas ditambah lontong yang hanya seharga IDR 15K. Sate babi ini dijual di lapangan parkir mobil, ngomong-ngomong tentang parkiran mobil, ada satu lagi perubahan positif dari Dreamland, yaitu telah disediakannya lahan parkir mobil yang luas beserta sarana antar jemput menuju pantai. Setelah puas melahap sate, kami melanjutkan perjalanan menuju Bebek Bengil.


Trip 2: Bebek Bengil
Bebel Bengil a.k.a. The Dirty Duck di GWK, Bali
Ini dia makanan yang sangat diidam-idamkan oleh Bison, Bebek Bengil a.k.a. The Dirty Duck. Untuk dapat menikmati salah satu hidangan bebek yang terkenal di Bali ini kita harus merogoh kocek senilai IDR 130K. Anda akan mendapatkan  2 potong bebek dengan nasi atau mashed potato,  1 mangkuk salad sayur dan 3 macam sambal dengan taste yang berbeda.

The Tourist di Bebek Bengil (GWK), Bali
Bebek Bengil yang berpusat di Ubud ini sekarang telah membuka cabang di dalam komplek GWK (tidak sampai masuk gerbang yang mengharuskan untuk membayar tiket). The Tensai dan Bison memuji Bebek Bengil ini sebagai bebek paling enak yang pernah mereka makan.

Lihatlah tampang Bison dan The Tensai yang begitu menikmati Bebek Bengil ini.

Bebek Bengil (GWK), Bali
Setelah 2M, Bison dan The Tensai selesai melampiaskan hasrat mereka dalam menikmati Bebek Bengil, kami melanjutkan perjalanan kami menuju pantai lainnya.


Trip 3: Blue Point
Pantai Blue Point, Bali
Petualangan kami berlanjut di Blue Point, pantai yang dulunya bernama Suluban ini memiliki banyak batu karang yang berdiri kokoh. Untuk mencapai ke pantai ini perlu perjuangan extra, karena jarak dari tebing menuju bibir pantai lumayan jauh yang hanya bisa ditempuh dengan menggunakan tangga seadanya dimana beberapa diantaranya memiliki jarak agak tinggi dan curam. 

Pantai Blue Point, Bali
Di Blue Point ini kita bisa berjalan di atas terumbu karang, sesuatu yang jarang ditemui di pantai lain. Apabila kita datang siang hari, kita bisa berjalan agak jauh menuju lautan karena dasar pantai disini datar, sedangkan pada kebanyakan pantai lainnya sehabis pasir ada cekungan ke bawah.

Ketika sedang pasang ketinggian air di pantai ini bisa mencapai 4 meter. Hal ini dapat terlihat dari langit-langit karang yang masih basah dan ditumbuhi tanaman.

2M                                                                                                                                      Bison


KoanK


       
                          The Tensai                                                                                                                        Xian
Kumpulan foto kompilasi dari The Tourist ini diambil ketika kami sedang bersantai ria di Blue Point sambil menikmati pemandangan yang ada, baik itu pemandangan alam maupun dari pengunjung yang ada.

Trip 3: Jimbaran

Sunset di Pantai Jimbaran, Bali
Jimbaran, salah satu tujuan wajib lainnya yang harus dikunjungi, adalah pilihan utama kami untuk makan malam. By the way, kami baru tahu bahwa ada jalan alternatif dari arah selatan (arah GWK, Dremland, Uluwatu, Blue Point, dkk) menuju Jimbaran. Jalannya kecil namun cukup untuk 2 mobil, agak berkelok-kelok dan naik-turun tetapi benar-benar menghemat waktu dan menghindari kemacetan yang ada. 

Menega Cafe, Jimbaran, Bali
Kami memilih Menega Cafe untuk menikmati hidangan seafood khas Jimbaran. Karena ramainya, kami harus menunggu antrian sekitar 8 orang. Kami tiba jam 17.45 dan baru dapat tempat duduk jam 18.30. Itupun kami masih harus menunggu lagi sekitar 30 menit hingga makanan kami dihidangkan. Sebenarnya makanannya cukup nikmat, sayang ketika tiba dimeja beberapa sudah agak dingin, mungkin karena terlalu lama menunggu kami dapat meja.

Sunset di Pantai Jimbaran, Bali
Untungnya, disini kami bisa menikmati sunset pertama kami. Jadi kami tidak terlalu suntuk waktu menunggu meja dan makanan kami. Kami memesan 2 porsi udang, 1 ekor ikan gurami, 1 ekor ikan kakap, 1 porsi cumi goreng, 2 porsi kerang bakar dan 5 teh tawar hangat. Untuk semua pesanan itu, kami harus membayar IDR 700K. Setelah kenyang makan, kami menuju ke Krisna di Sunset Road untuk belanja oleh-oleh, setelah itu kami pulang menuju hotel untuk istirahat.


Picture of this Day
"While others jump, I fly" says The Tensai on Dreamland

Bali day 1 [06 Agustus 2013]

Route Today: Tanah Lot  »  Naughty Nuri's @Kerobokan  »  Potato Head

Trip 1: Tanah Lot
View pura dan pantai di Tanah Lot, Bali
Tanah Lot menjadi tujuan pertama yg kami kunjungi mengingat jarak tempuh yang diperlukan sangat "bersahabat", hanya sekitar 20 menit dari hotel kami yang berada di daerah Dalung. Karena kami tiba di hotel hampir jam 12 siang dan juga kondisi kami yang tidak tidur pada hari sebelumnya, membuat kami harus beristirahat dulu sekitar 2 jam untuk menjaga kondisi kami, mengingat perjalanan yang masih panjang. 

Tanah Lot, Bali
Tempat yang identik dengan Pura yang dibangun diatas karang dan tepat berada di tepi pantai merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan untuk berburu sunset. Selain itu, dalam perjalanan menuju pantai, akan banyak ditemui penjual pakaian, makanan, minuman, pengrajin bahkan para pemberi jasa pembuatan tatto temporary yang sangat menggoda kita para pelancong. 

Ayam betutu (IDR 30K), di Tanah Lot, Bali
Begitu sampai di Tanah Lot, hal pertama yang dicari oleh 2M adalah makanan. Karena banyaknya depot disana, 2M sempat bingung untuk memilih. Akhirnya Bison menyarankan untuk  mencoba ayam betutu yang notabene adalah salah satu makanan khas Gilimanuk, Bali. Sayangnya kali ini hanya 2M dan The Tensai yang makan karena Bison, KoanK dan Xian masih kenyang setelah sarapan di Burger King. Dengan harga IDR 30K per porsi, mereka mendapatkan 1 potong ayam (dada / paha), nasi putih, plencing kangkung dan sambal. Menurut 2M dan The Tensai,  ayam betutu yang berlokasi di dekat tempat bayar tiket mobil ini patut dicoba.

View pantai dan pura di Tanah Lot, Bali
Selesai makan kami kembali ke mobil sebentar untuk memakai sunblock, maklum panas di Bali sangat menyengat dan membuat kulit terasa perih. Setelah itu kami mulai menuju ke arah pantai. Begitu sampai di dekat pantai, kami memilih untuk tidak turun ke bawah, melainkan berjalan di sekitar taman sambil mencari spot yang bagus untuk mengambil foto.

The Tourist di Tanah Lot, Bali
Ini adalah foto perdana kami dengan formasi lengkap, The Tensai (kaos hijau paliing depan), KoanK (berkaca-mata), 2M (kaos biru), Xian (memakai jaket), dan Bison (kaos hitam paling belakang). Untuk mengambil foto ini, kami meminta tolong kepada wisatawan asing. Setelah foto bersama, 2M, Bison dan The Tensai melanjutkan perjalanan menuju arah utara. Sedangkan KoanK dan Xian  memilih untuk menunggu mereka sambil duduk, kebetulan menemukan bangku kosong yang termasuk "langka" disini, untuk istirahat dan menikmati pemandangan yang ada.

Kelelawar di Tanah Lot, Bali
Di bagian utara, 2M, Bison dan The Tensai menemukan beberapa kelelawar yang sedang bergelantungan di pohon. Tak lama kemudian, kembali ke tempat dimana KoanK dan Xian menunggu untuk sama-sama menuju mobil udan melanjutkan perjalanan ke Naughty Nuri's.


Trip 2: Naughty Nuri's (Jl. Batubelig 41, Kerobokan)
Menu Naughty Nuri's (Kerobokan), Bali
Siapa yang tidak pernah mendengar nama Naughty Nuri's? Naughty Nuri's atau yang biasa disebut Nuri's adalah tempat makan pork ribs (iga babi) yang paling terkenal di Bali. Hampir semua wisatawan yang berpelesir ke Bali datang di Nuri's. Selain menjual makanan berbahan babi, disini juga tersedia makanan lain yang halal. Kali ini kami mencoba Nuri's di Kerobokan, Denpasar, karena dekat dengan Tanah Lot (tujuan sebelum Nuri's) dan Potato Head (tujuan setelah Nuri's). Nuri's di Kerobokan ini memiliki lokasi yang sangat strategis dan gampang ditemukan, serta lahan parkir dan tempat makan yang lebih besar daripada di Ubud.

Pork ribs / iga babi ala Naughty Nuri's (Kerobokan), Bali
Ini dia pork ribs paling enak yang pernah kami makan. Dagingnya yang empuk serta bumbunya yang meresap sempurna menjadikannya sebagai pilihan utama dalam jadwal kuliner kami di Bali. Harganya pun tidak terlalu mahal, hanya IDR 89K untuk 1 porsinya. Sekedar saran, apabila anda datang ke restoran ini pada sore hari dan duduk di halaman belakang, disarankan memakai pakaian yang agak tebal karena anginnya lumayan besar.


Trip 3: Potato Head (Darerah petitenget, Seminyak)
View sofa santai di Potato Head, Bali
Setelah mengisi perut dengan kenikmatan pork ribs ala Nuri's, kami melanjutkan perjalanan menuju Potato Head. Tahun 2011 silam, 2M dan KoanK pergi ke Bali dan sempat mencari tempat ini tapi mereka tidak menemukannya. Kali ini mereka masih penasaran dan mencoba lagi mencarinya. Untungnya kali ini mereka menemukannya, walaupun sempat kesasar karena papan petunjuknya hanya menghadap ke 1 arah saja (arah Seminyak menuju Denpasar, sedangkan kami datangnya dari arah Denpasar menuju Seminyak) dan jalanan menuju ke Potatoe head termasuk kecil, walapun berada di jalan besar.

View tempat makan di Potato Head, Bali
Tempat ini sangat artistik. Anda akan terpukau dengan suasana baik di dalam maupun di luar Potato Head. Di bagian depan tampak susunan jendela-jendela jaman dulu yang tertata rapi. Di dalamnya terdapat tempat makan, hamparan rumput yang luas, sofa santai, kolam renang, dan beberapa cushion di tepi kolam renang. Selain itu toilet disini juga unik, dari dalam kita bisa melihat jalan di atas kita dan, meng-quote omongan bule "it's freaking cold here dude", karena di dalam toilet terdapat AC dengan suhu yang sangat rendah.

View padang rumput, kola renang dan pantai di Potato Head, Bali
Kami sampai di Potato head pukul 22.00 dan keadaan disana sudah ramai. Awalnya kami mencari tempat duduk di sofa dan daerah rerumputan namun semuanya penuh. Kemudian kami melihat ada satu tempat kosong di cushion dekat kolam renang dan kami langsung duduk serta memanggil pegawainya untuk memesan minuman yang harganya rata-rata 50.000 IDR. 

Nah masalah muncul ketika kami akan membayar, ada pegawai asing yang mendatangi kami dan bilang bahwa untuk duduk di cushion pembelian minimal 500.000 IDR. Tentu saja kami kaget. Pegawai tersebut bertanya lagi apakah tadi ketika kami order minuman, pegawai yang melayani kami tidak memberitahukan peraturan tersebut, kami menjawab tidak. Untungnya pegawai asing ini memberikan kami kesempatan kali ini saja, dimana kami boleh bayar sesuai tagihan kami (230.000 IDR) dan meminta kami lebih berhati-hati lain kali. Memang ini merupakan kesalahan kami dimana kami tidak bertanya dahulu untuk order tempat, melainkan langsung duduk di cushion yang kosong, mungkin pegawai yang melayani orderan minuman kami berpikir bahwa kami sudah mengerti dengan syarat tersebut. Setelah pembayaran selesai, kami langsung pulang menuju hotel untuk membersihkan diri dan istirahat


Picture of this Day
The great Bison with his giant roar